Minggu, 18 Desember 2011

peranan animalcules dalam kehidupan


PENEMUAN MIKROBA MELALUI PERCOBAAN

A. PENEMUAN ANIMALCULUS
            Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. Leeuwenhoek melakukan pengamatan tentang struktur mikroskopis biji, jaringan tumbuhan dan invertebrata kecil, tetapi penemuan yang terbesar adalah diketahuinya dunia mikroba yang disebut sebagai “animalculus” atau hewan kecil. Animalculus adalah jenis-jenis mikroba yang sekarang diketahui sebagai protozoa, algae, khamir, dan bakteri.
            Penemuan Leewenhoek tentang animalculus menjadi perdebatan dari mana asal animalculus tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalculus ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan melalui fermentasi. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organisma tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.

B. TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
            Penemuan animaculus di alam, menimbulkan rasa ingin tahu mengenai asal usulnya. Maka para ilmuan biologi melakukan percobaan untuk mengetahui sebenarnya keberadaan animaculus tersebut. Dengan alas an tersebut maka muncullah dua teori yang yang disebut teori Abiogenesisi dan teori biogenesis.

1.      Teori Abiogenesis
Menurut teori abiogenesis, animalculus timbul dengan sendirinya dari bahan-bahan mati. Doktrin abiogenesis dianut sampai jaman Renaissance, seiring dengan kemajuan pengetahuan mengenai mikroba, semakin lama doktrin tersebut menjadi tidak terbukti.
2.      Teori Biogenesis
Sebagian ahli menganut teori biogenesis, dengan pendapat bahwa animalculus terbentuk dari “benih” animalcules yang selalu berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat tersebut maka penganut teori ini mencoba membuktikan dengan berbagai percobaan.
a.      Percobaan dari Francisco Redi (1665)
            Pada tahun 1665, Francisco Redi memperoleh hasil dari percobaannya bahwa ulat yang
berkembang biak di dalam daging busuk, tidak akan terjadi apabila daging tersebut disimpan di dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat. Jadi dapat disimpulkan bahwa “ulat tidak secara spontan berkembang dari daging”.
b.      Percobaan dari Lazzaro Spalanzani  (1729-1799)
            Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani  melakukan percobaan dengan cara merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara.

c.       Percobaan dari John Needham (1713-1781)
            John Needham melakukan percobaan pada daging dengan cara memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan dari daging.

d.      Percobaan dari Franz Schulze (1836)
            Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak.

e.      Percobaan dari Theodor Schwann (1837)
            Pada tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas

C. PENEMUAN BAKTERI BERSPORA
            John Tyndall (1820-1893), melakukan suatu percobaan mengenai adanya bakteri dalam cairan bahan organik. Cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan maka akan terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil (tidak tahan pemanasan, saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada bakteri (sangat tahan terhadap panas). Dari penyelidikan ahli botani Jerman yang bernama Ferdinand Cohn, dapat diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase termoresisten, bakteri dapat membentuk endospora. Dengan penemuan tersebut, maka dicari cara untuk sterilisasi bahan yang
mengandung bakteri pembentuk spora, yaitu dengan pemanasan yang terputus dan diulang beberapa kali atau dikenal sebagai Tyndallisasi. Pemanasan dilakukan pada suhu 1000C
selama 30 menit, kemudian dibiarkan pada suhu kamar (250C) selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3 kali. Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih hidup akan berkecambah membentuk fase pertumbuhan / termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanasan berikutnya.

mikrobiology


1.      Terangkan :
·         Gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh macamnya bakteri terhadap hewan dan manusia berikut ?
·         Mengapa penyakit-penyakit tersebut terjangkit ?
·         Bagaimana cara mengatasi secara preventif dan kuratif terhadap penyakt tersebut, jelaskan ?
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia yaitu sebagai berikut :
I.       Penyakit TBC

a.      Pengertian
      Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

b.      Penyebab
Penyakit TBC dapat disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose

c.       Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.


·         Gejala sistemik/umum

ü  Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
ü  Penurunan nafsu makan dan berat badan.
ü  Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
ü  Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

·         Gejala khusus

ü  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
ü  Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
ü  Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
ü  Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang

d.      Cara untuk mengatasi

praktikum kimia analitik I


PERCOBAAN I
STANDARISASI LARUTAN ASAM KLORIDA DENGAN LARUTAN STANDAR NATRIUM TETRA BORAX


A.    Tujuan
Untuk mengetahui dan mengamati kadar larutan asam klorida dengan larutan standar natrium tetra borax.

B.     Dasar teori
Titrimetri merupakan teknik atau metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi ion atau senyawa yang mempunyai wujud cair dengan cara menitrasikan larutan yang satu ke dalam larutan yang lain. Untuk menetukan sifat natrium tetra borax, maka dapat ditirasi oleh larutan standar asam klorida. Setelah dititrasi, ternyata warna hasil titrasi adalah kuning. Maka larutan natrium tetra borax tergolong ke dalam larutan basa.  Ada dua teknik yang biasa digunakan dalam titrasi suatu ion atau senyawa yaitu asidimetri dan alkalimetri.
1.      Asidimetri.
Asidimetri merupakan titrasi yang menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk menentukan basa. Larutan standar asam yang yang digunakan dalam percobaan ini yaitu asam klorida.
2.      Alkalimetri
Alkalimetri adalah metode titrasi yang menggunakan larutan standar basa yang digunakan untuk menentukan asam. Larutan standar basa yang biasa digunakan adalah NaOH.
Ada juga keuntungan dengan menggunakan standarisasi natrium tetra borax yaitu:
·         Borax mempunyai sifat tidak mudah menyerap air
·         Dalam temperatur kamar, endapannya jelas dengan metyl merah



C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
·         Labu erlenmeyer
·         Buret
·         Standar statif
·         Gelas kimia
·         Timbangan
·         Pipet volumetrik dengan pipet volumetrik
·         Corong
·         Pipet tetes
·         Labu takar
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
·         Larutan Na2B4O7  ; 0,1 N
·         Larutan HCl pekat ; 0,1 N
·         Indikator  metyl biru
·         Aquadest

D.    Prosedur kerja
1.      Menyiapkan larutan standar Borax 0,1 N dengan cara melarutkan 10,64 gram dalam 100 mL aquadest
2.      Menyiapkan larutan HCl 0,1 N dengan cara melarutkan 0,9 mL HCl pekat dalam aquadest 100 mL.
3.      Mengipet 2,5 mL larutan Borax dan menuangkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian menambahkan 3 tets indikator metil biru.
4.      Menitrasi dengan HCl sampai titik akhir terjadi perubahan warna.
5.      Menghitung normalitas HCl
6.      Membuat dasar teori tentang judul standarisasi larutan HCl dengan larutan standar atrium tetra borax 0,1 N !


E.     Data pengamatan
No.
V asam klorida 100 pembacaan Buret
Volume titrasi
1.
Akhir titrasi
8 mL
2.
Awal titrasi
100 mL
3.
 Volume larutan asam klorida
108 mL