Minggu, 02 Juni 2013

mikrobiology

-->
1.      Terangkan :
·         Gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh macamnya bakteri terhadap hewan dan manusia berikut ?
·         Mengapa penyakit-penyakit tersebut terjangkit ?
·         Bagaimana cara mengatasi secara preventif dan kuratif terhadap penyakt tersebut, jelaskan ?
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan maupun manusia yaitu sebagai berikut :
I.       Penyakit TBC

a.      Pengertian
      Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

b.      Penyebab
Penyakit TBC dapat disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose

c.       Gejala
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.


·         Gejala sistemik/umum

ü  Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
ü  Penurunan nafsu makan dan berat badan.
ü  Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
ü  Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

·         Gejala khusus

ü  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
ü  Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
ü  Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
ü  Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang

d.      Cara untuk mengatasi
Ada dua cara untuk mengatasi penularan penyakit TBC yaitu :
·         Cara preventif (pencegahan)
Penyakit TBC dapat di cegah dengan cara-cara sebagai berikut :
ü  Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
ü  Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
ü  Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
ü  Menghindari udara dingin
ü  Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
ü  Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
ü  Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
ü   Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
·         Cara kuratif (pengobatan)
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.

II.    Penyakit Vibrio kolera
III. Penyakit Tetanus
a.      Pengertian
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanisfestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot massater dan otot-otot rangka.

b.      Penyebab
Penyakit tetanus dapat disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.
c.       Gejala
Gejala-gejala  penyakit Tetanus yaitu sebagai berkut :
·         Gejala khusus
Adapun gejala-gejala penyakit tetanus pada penderita yang umum banyak ditemui adalah sebagai berikut :
v  Penderita sulit sekali menelan contohnya seperti saat menelan makanan. akibat rasa nyeri pada rahang dan gigi.
v   Merasa kepalanya sakit, gelisah, nyeri pada otot, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku, demam, dan otot perut mengeras (gejala ini biasanya muncul pada saat tujuh hari sipenderita mengalami tetanus).
v  Jika semakin parah penyakit ini akan menimbulkan kejang otot. awalnya berlangsung singkat, dan lama kelamaan semakin sering.
v  Jika tak seger ditangani, akan menyebabkan gangguan pada otot jantung, patah tulang (akibat berontak) bahkan menyebabkan pernapasan berhenti.
·         Gejala klinis
Timbulnya gejala klinis biasanya mendadak, didahului dengan ketgangan otot terutama pada rahang dan leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus) karena spsme otot massater. Kejang otot ini akan berlanjut ke kuduk (opistotonus) dinding perut dan sepanjang tulang belakang. Bila serangan kejang tonik sedang berlangsung serimng tampak risus sardonukus karena spsme otot muka dengan gambaran alsi tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi. Gambaran umum yang khas pada tetanus adalah berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi lengan kaku dan tangan mengapal biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul paroksimal, dapat dicetus oleh rangsangan suara, cahaya maupun sentuhan, akan tetapi dapat pula timbul spontan. Karena kontraksi otot sangat kuat dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis (pada anak). Kadang dijumpai demam yang ringan dan biasanya pada stadium akhir.



d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara preventif (pencegahan)
Penyakit Tetanus dapat dicegah dengan cara sebagai berikut::
ü  Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan
ü  Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
ü  Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara adekuat
ü  Pemberian anti tetanus serum
·         Cara kuratif (pengobatan)
Penyakit Tetanus dapat diobati dengan cara sebagai berikut :
ü  Minum obat sesuai dengan resep dokter
ü  Melakukan aktivitas olahraga setiap pagi
ü  Banyak beristerihat

IV. Penyakit Tifus
a.      Pengertian
      Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam tifoid cukup banyak, tersebar di mana-mana, ditemukan hampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Kurangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab paling sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan menyantap makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.

b.      Penyebab
      Shalmonella thyposa  adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negative berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.
c.       Gejala
Gejala-gejala penyakit Tifus yaitu sebagai berikut :
·         Demam,
·         Sakit kepala,
·         Nyeri sendi,
·         Sakit tenggorokan,
·         Sembelit,
·         Penurunan nafsu makan dan
·         Nyeri perut.
d.      Cara untuk mengatasi
Ada dua cara untuk mengatasi penyakit Tifus yaitu sebagai berikut :
·         Cara preventif (pencegahan)
Vaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%. Vaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteri Salmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugas laboratorium dan para pelancong). Para pelancong sebaiknya menghindari makan sayuran mentah dan makanan lainnya yang disajikan atau disimpan di dalam suhu ruangan. Sebaiknya mereka memilih makanan yang masih panas atau makanan yang dibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.
·         Cara kuratif (pengobatan)

Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan. Antibiotik yang banyak digunakan adalah kloramfenikol. Kadang makanan diberikan melalui infus sampai penderita dapat mencerna makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.

V.    Penyakit Disentri

a.      Pengertian

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.

b.      Penyebab

Penyakit disentri dapat disebabkan oleh bakteri Shigella Disentriae.

c.       Gejala

Gejala-gejala penyakit Disentri yaitu sebagai berikut :

o   Buang air besar dengan tinja berdarah
o   Diare encer dengan volume sedikit
o   Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
o   Nyeri saat buang air besar (tenesmus).

d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara preventif (pencegahan)
Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan sanitasi lingkungan dan hygene pribadi.
·         Cara kuratif (pengobatan)
Penyakit Disentri dapat di obati dengan cara sebagai berikut :
ü  Minum obat sesuai dengan resep dokter
ü  Melakukan aktivitas olahraga setiap hari
ü  Beristerihat banyak
ü  Minum air putih lebih banyak

  1. Penyakit Lepra
a.      Pengertian
      Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf diluar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata.
b.      Penyebab
Penyakit Lepra dapat disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae.
c.       Gejala\
      Bakteri penyebab lepra berkembangbiak sangat lambat, sehingga gejalanya baru muncul minimal 1 tahun setelah terinfeksi (rata-rata muncul pada tahun ke-5-7).
Gejala dan tanda yang muncul tergantung kepada respon kekebalan penderita.

Jenis lepra menentukan prognosis jangka panjang, komplikasi yang mungkin terjadi dan kebutuhan akan antibiotik.
Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut Bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya. Pada lepra lepromatosa muncul benjolan kecil atau ruam menonjol yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terjadi kerontokan rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata. Lepra perbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil, yang memiliki gambaran kedua bentuk lepra. Jika keadaannya membaik, maka akan menyerupai lepra tuberkuloid; jika kaeadaannya memburuk, maka akan menyerupai lepra lepromatosa. Selama perjalanan penyakitnya, baik diobati maupun tidak diobati, bisa terjadi reaksi kekebalan tertentu, yang kadang timbul sebagai demam dan peradangan kulit, saraf tepi dan kelenjar getah bening, sendi, buah zakar, ginjal, hati dan mata.
d.      Cara untuk mengatasi
Ada dua cara untuk mengatasi penularan penyakit Lepra yaitu sebagai berikut :
·         Cara preventif (pencegahan)
Perubahan bentuk anggota tubuh akibat lepra menyebabkan penderitanya diasingkan dan diisolasi. Pengobatan dini bisa mencegah atau memperbaiki kelainan bentuk, tetapi penderita cenderung mengalami masalah psikis dan sosial. Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki resiko tertular. Dokter dan perawat yang mengobati penderita lepra tampaknya tidak memiliki resiko tertular.


·         Cara kuratif (pengobatan)
      Antibiotik dapat menahan perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya. Beberapa mikobakterium mungkin resisten terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari 1 macam obat, terutama pada penderita lepra lepromatosa. Antibiotik yang paling banyak digunakan untuk mengobati lepra adalah dapson, relatif tidak mahal dan biasanya aman.
Kadang obat ini menyebabkan reaksi  
Alergi berupa ruam kulit dan anemia.
      Rifampin adalah obat yang lebih mahal dan lebih kuat daripada dapson.
Efek samping yang paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejala yang menyerupai flu. Antibiotik lainnya yang bisa diberikan adalah klofazimin, etionamid, misiklin, klaritromisin dan ofloksasin. Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama beberapa waktu karena bakteri penyebab lepra sulit dilenyapkan. Pengobatan bisa dilanjutkan sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kepada beratnya infeksi dan penilaian dokter. Banyak penderita lepra lepromatosi yang mengkonsumsi dapson seumur hidupnya.

         VII. Penyakit Pneumonia
a.      Pengertian
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.


b.      Penyebab
Penyakit pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri atau kuman Diplococcus pneumonia.
c.       Gejala
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.
d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara pencegahan (kuratif)
Untuk mencegah penularan penyakit Pneumonia, maka cara-cara yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
ü  Jangan terlalu mengkonsumsi bahan-bahan yang mengangdung alkohol tinggi.
ü  Jangan menghirup udara yang sudah oleh tercemar polusi zat kemikal, seperti udara yang dari dari knall pot sepeda motor atau mobil.
·         Cara pengobatan
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri.
ü  Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
ü  Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
ü  Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.

       VIII. Penyakit kelamin (Sifilis)
a.      Pengertian
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
b.      Penyebab
Penyakit Sifilis dapat disebabkan oleh  Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.
c.       Gejala
Gejala penderita penyakit Sifilis yaitu gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi; rata-rara 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:
·         Fase Primer.
      Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang terinfeksi; yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina.
Cangker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari-jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa ulkus. Cangker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai nyeri. Luka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. Kelenjar getah bening terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. Luka tersebut hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan. Luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya penderita tampak sehat secara keseluruhan.
·         Fase Sekunder.
Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi. Fase ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang baru.
Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut.
Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur. Sekitar 10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai nyeri. Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice). Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak (meningitis sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan ketulian. Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata). Daerah ini sangat infeksius (menular) dan bisa kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu-abu.
Rambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit kepala tampak gambaran seperti digigit ngengat. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.
·         Fase Laten.
      Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali.mFase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita.nPada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul .
·         Fase Tersier.
      Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya.
d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara preventif (pencegahan)
Untuk mencegah penularan penyakit Sifilis, yaitu dapat dilakukan pemeriksaan darah. Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
ü  Tes penyaringan
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
ü  Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
      Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
·         Cara kuratif (Pengobatan)
      Penderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya, karena itu penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai penderita dan mitra seksualnya telah selesai menjalani pengobatan.
Pada sifilis fase primer, semua mitra seksualnya dalam 3 bulan terakhir terancam tertular. Pada sifilis fase sekunder, semua mitra seksualnya dalam 1 tahun terakhir terancam tertular. Mereka harus menjalani tes penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka perlu menjalani pengobatan.
      Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin:
ü  Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing-masing 1 kali.
ü  Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang waktu 1 minggu. Penisilin juga diberikan kepada penderita sifilis fase laten dan semua bentuk sifilis fase tersier, meskipun mungkin perlu diberikan lebih sering dan lebih lama.
Jika penderita
Alergi terhadap penisilin, bisa diberikan doksisiklin atau tetrasiklin per-oral selama 2-4 minggu.
 Lebih dari 50% penderita sifilis stadium dini, terutama sifilis fase skunder, mengalami reaksi Jarisch-Herxheimer dalam waktu 2-12 jam setelah pengobatan pertama. Reaksi ini diyakini merupakan akibat dari matinya jutaan bakteri. Gejalanya adalah merasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, berkeringat, menggigil dan semakin memburuknya luka sifilis yang bersifat sementara waktu.
Penderita neurosifilis kadang mengalami kejang atau kelumpuhan.
Setelah menjalani pengobata, penderita sifilis fase laten atau fase tersier diperiksa secara teratur. Hasil positif dari pemeriksaan antibodi biasanya menetap selama beberapa tahun, kadang seumur hidup penderita. Hal ini tidak menunjukkan adanya suatu infeksi baru. Untuk mengetahui adanya infeksi baru dilakukan pemeriksaan darah yang lain.
            IX. Penyakit Pes (Sampar=plaque)
a.      Pengertian
    Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang binatang pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan perantaraan gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis.
b.      Penyebab
Penyakit Pes (Sampar) disebabkan oleh kuman Pasteurella pestis
c.       Gejala
    Gejalanya adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran limfa sementara tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar limfa regional akan membengkak dan sakit. Pembengkakan ini disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan nanah.
d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara preventif (pencegahan)
      Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan sanitasi dan untuk memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.
·         Cara pengobatan
Untuk mengobati penyakit sampar, cara yang dilakukan yaitu :
ü  Melakukan vaksinasasi secara kontinyu hingga kutu-kutunya mati
ü  Minum obat sesuai dengan resep dokter
          X. Penyakit pada kulit dan lapisan lendir
          XI. Penyakit Kelamin (Gonorrhoe)
a.      Pengertian
      Penyakit gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang paling sering diderita oleh orang yang sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan intensitas tinggi maupun rendah.
b.      Penyebab
Penyakit Gonorrhoe dapat disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoe.
c.       Gejala
      Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.
d.      Cara untuk mengatasi
·         Cara preventif (Pencegahan)
ü  Hindari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter karena akan membuat bakteri ini kebal terhadap obat antibiotik tersebut. Adalah suatu mitos jika ada orang yang beranggapan bahwa dengan meminum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks dapat mencegah seseorang terinfeksi Penyakit gonorea .
ü  Jangan melakukan hubungan seksual dengan orang tidak jelas riwayat hubungan seksualnya di masa lalu, kalau bisa cuma hanya dengan satu pasangan seks. Gunakan akal sehat anda sebelum memutuskan mau berhubungan seks (kecuali kalo diperkosa tentunya), se-cinta, se-nafsu, dan se-pasrah apapun itu.  Kecuali jika anda memang membuka anda untuk ditulari oleh Gonorea dan IMS lainnya
·         Cara kuratif (pengobatan)
Penyakit  Gonorrea dapat mengobati dengan cara sebagai berikut :
ü  Para penderita harus melakukan vaksin secara terus menerus hingga kuman Neiseria gonorrhoe mati
ü  Jangan melakukan lagi hubungan seksual dengan orang yang sudah menderita penyakit tersebut.


XII. Penyakit Meningitis
a.      Pengertian
     Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
b.      Penyebab
Penyakit mengitis dapat disebabkan oleh kumanyang disebt Neiseria Meningitidis.
c.       Gejala

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

d.      Cara untuk mengatasi

·         Cara preventif (pencegahan)

      Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

·         Cara kuratif (pengobatan)

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.  Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone.